Pidato adalah sebuah kegiatan
berbicara di depan umum atau berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau
memberikan gambaran tentang suatu hal. Pidato biasanya dibawakan oleh seorang
yang memberikan orasi-orasi, dan pernyataan tentang suatu hal/peristiwa yang
penting dan patut diperbincangkan. Pidato adalah salah satu teori dari pelajaran bahasa indonesia.
Pidato biasanya digunakan oleh
seorang pemimpin untuk memimpin dan berorasi di
depan banyak anak buahnya atau khalayak ramai.
A. PENDAHULUAN
- Peranan pidato
Peranan pidato, ceramah, penyajian
penjelasan lisan kepada suatu kelompok massa merupakan suatu hal yang sangat
penting, baik pada waktu sekarang maupun pada waktu-waktu yang akan datang
.Dalam sejarah umat manusiadapat dicatat betapa keampuhan penyajian lisan
mengubahsejarah umat manusia atau sejarah suatu bangsa .Penyajian lisan dapat
berguna bagi masyarakat, untukmengembangkan suatu tingkat kebudayaan yang lebih
tinggidan lebih luhur . Tetapi sebaiknya keahlian bicara itumenenggelamkan umat
manusia beserta nilai-nilai dan hasil-hasil kebudayaannya. Sebab itu sebagai
seorang mahasiswa harus berusahapula memiliki kemahiran mengungkapkan pikiran
secara lisanatau dengan singkat penyajian lisan,bukan saja menghendaki
penguasaan bahasa yang baik dan lancar, tetapi di samping itu menghendaki pula
persyaratan-persyaratan lain.
- Isi
Metode penyajian oral, yaitu :
1. Metode Impromptu (serta-merta)
Metode penyajian berdasarkan
kebutuhan sesaat. Tidak ada persiapan sama sekali, pembicara secara serta-merta
berbicara berdasarkan pengetahuannya dan kemahirannya.
2. Metode menghafal
Metode ini merupakan lawan dari
metode pertama diatas. Penyajian lisan yang dibawakan dengan metode ini bukan
saja direncanakan, tetapi ditulis secara lengkap kemudian dihafal kata demi
kata. Cara ini juga akan menyulitkan pembicara untuk menyesuaikan dirinya
dengan situasi dan reaksi-reaksi pendengar selagi menyajikan gagasannya.
3. Metode naskah
Metode ini jarang dipakai, kecuali
dalam pidato resmi atau pidato-pidato radio. Metode ini sifatnya masih agak
kaku, sebab bila tidak mengadakan latihan yang cukup maka pembicara seolah-olah
menimbulkan suatu tirai antara dia dengan pendengar.
4. Metode ekstemporan (tanpa persiapan naskah)
Metode ini sangat dianjurkan karena
merupakanjalan tengah. Uraian yang akan dibawakan dengan metode ini
direncanakan dengan cermat dan dibuat catatan-catatan yang penting. Metode ini
lebih banyak memberikan fleksibilitas dan variasi dalam memilih diksinya.
Sebaliknya metode ini terlalu bersifat sketsa, maka hasilnya sama dengan metode
impromptu.
Persiapan penyajian lisan, yaitu :
1. Meneliti masalah :
> Menentukan maksud
> Menganalisa pendengar dan situasi
> Memilih dan menyempitkantopik.
2. Menyusun uraian :
> Mengumpulkan bahan
> Membuat kerangka uraian
> Menguraikan secaramendetail.
3. Mengadakan latihan :
> Melatih dengan suara
normal. Urutan
ketujuh langkah di atas tidak mutlak harus diikutidengan cermat seperti itu,
tetapi yang jelas urutan kelompok meneliti masalah harus mendahului
kelompok menyusun uraian,danmengadakan latihan oral merupakan bagian yang
terakhir. Namun perubahan urutan dapat saja dilakukan dalam tiap kelompok.
* Menentukan maksud dan topik
Setiap tulisan selalu menentukan
topik tertentu yang ingin disampaikan kepada para hadirin, dan mengharapkan
suatu reaksi tertentu dari para pembaca atau pendengar. Sebab itu dalam
menentukan maksud sebuah uraian lisan, pembicara harus selalu memikirkan
tanggapan apa yang diinginkan para pendengar.Oleh karena itu topik pembicaraan
dan tujuannya merupakan hal yang tidak dipisahkan satu dari yang lain.Topik dan
tujuan pertama-tama merupakan persoalan dasar bagi tema uraian dan wujud dari
tema itu sendiri, dan kedua, topik dan tujuan bertalian sangat erat
dengantanggapan yang diharapkan dari para pendengar dengan mengemukakan tema.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar